REMEMBER Of YOU
Honey nama yang
unik, manja, dan tentunya tidak asing lagi ditelinga kita,, biasanya hanya
orang yang special saja yang mendapat julukan itu, contohnya sebutanku padanya
:D
Kami tidak
seperti muda-mudi lainnya, rasa cinta itu muncul bukan karena
pertemuan,melainkan hanya dengan mendengar suara, memang aneh tapi itulah yang
terjadi, tidak tahu bagaimana matanya,hidungnya dan bentuk fisik lainnya,
melainkan hanya nada suaranya saja yang saya tahu,canda guraunya melekat sekali
ditelingaku hingga sering terbawa mimpi. Apakah ini yang dinamakan cinta ?
tanyaku dalam hati.
Keesokan harinya
akupun bergegas menuju sekolah, dan sepanjang perjalanan masih saja terbayang
suaranya ditelingaku, saat itu saya masih duduk dikelas 1 SMA Negeri favorit di
kotaku, sesampainya disekolah aku mengikuti pelajaran dengan baik dan
tertib.Tiba dirumah pukul 15.00 sepanjang hari sibuk menuntut ilmu dan bermain
bersama teman-teman,bau badanku sangat menyengat karena keringat, aku lagi lagi
teringat kepada sesosok laki-laki yang hanya kukenal melalui telepon,begitu
halus dan merdu suaranya. Mulai membersihkan diriku, kemudian mengerjakan
pekerjaan rumah untuk pelajaran besok.
Kurang lebih
baru 10 menit aku membuka dan membaca bukuku, handphoneku berdering, aku melompat
girang dari tempat tidur dan melihat siapa penelpon itu, bukan dia, hanya teman
sekelasku dan itu tidak penting..aku kesal, kenapa bukan dia yang menelpon.
Kukerjakan tugas ku kembali sambil menengok beberapa detik ke handphoneku, tidak
ada panggilan masuk lainnya. Malam itu gelisah selalu menghantuiku, ”jangan-jangan
dia tidak akan menelponku lagi”benakku. Mungkin karena lelah mengerjakan tugas
dan memikirkannya aku jadi tertidur pulas diatas buku yang berserakan, tangan
kananku masih memegang handphone berharap dia menelponku malam itu. Pagi
harinya seperti biasa aku melakukannya dengan baik sebelum menuju sekolah, sempat
aku tidak mengingat dia lagi seperti orang yang hilang ingatan saat itu, di
sekolahpun demikian aku sama sekali tidak mengingatnya dan tetap melakukan
kegiatan seperti biasa dengan tertib dan baik. Hal itu kulakukan beberapa hari
tanpa dia diingatanku.
3 hari telah
berlalu, semua berjalan dengan lancar tanpa gangguan suara lembutnya yang
selalu membising ditelingaku, tiba-tiba saja handphoneku berdering entah siapa
penelpon itu,tidak ada dalam kontakku.
“Halo”
“hey,apa kabar
nih ? lama yah, rindu kamu juga rasanya “terdengar suara laki-laki yang mirip
dengan suara yang kukenal. “Ini dia? Atau hanya perasaanku saja? Masihkah
suaranya terus membising begini di telingaku? Diakah ini? Kalau bukan terus
siapa penelpon ini?”benakku
“maaf,saya
sedang berbicara dengan siapa yah?” tanyaku pada si penelpon
“ow,kamu udah
lupa yah , aku nort, masih lupa?”jawab tegas si penelpon
Aku
shock,gembira,terharu bercampur aduk jadi satu, mulut ini jadi terasa kaku
tidak tahu memulai pembicaraan dari mana, mau menjawab pertanyaannya pun aku
sulit. Senang sekali rasanya entah mimpi apa saya malam itu tiba-tiba saja dia
langsung menelpon aku lagi,dan bilang rindu? Oh tuhan terimakasih.
“hei,masih ada
orang disanaa?”teriaknya mengagetkanku
“iy..iyya..ada
dong”jawabku memperbaiki suasana .”kenapa?”sambungku dengan wajah bingung senang
tidak tahu mesti berkata apa.
“aku cuma mau
bilang sama kamu kalau aku tuh sibuk beberapa hari ini,jadi gak bisa hubungin
kamu, maaf yah,kamu gak marah kan ??” kedengarannya memelas
“hah? marah ?
tidaklah,aku pikir kamu udah gak mau nelpon aku lagi hehe”jawabku
Sekitar 15 menit
percakapan berlalu,kemudian hening dan ……
“kamu tahu gak?.
Gak tahu kenapa rasa ini langsung muncul terserah mau bilang gila atau apa yang
jelas aku jujur sama kamu aku beneran sayang sama kamu, aku selalu mikirin
kamu, dan sekarang tujuan aku nelpon kamu mau bilang mau kan jadi pacar aku?”
jelasnya panjang lebar padaku
“hah?” jawabku
dengan nada kaget
“kenapa? mau
kan?”tanyanya “aku beneran serius sayang, sumpah beneran sayang sama kamu, ak
aku gak main main,aku beneran, kalau kamu anggap aku gila itu terserah asal
jangan kamu anggap aku main-main dengan perkataanku tadi, aku tuh selalu
mikirin kamu beberapa hari ini, mau kan kamu jadi pacar aku?” lanjutnya
“ya ok aku mau”
jawabku singkat
“serius?”tanyanya
dengan jelas
“aku main-main,
yah enggak lah aku serius, aku mau jadi pacar kamu, memang kita baru kenal,
belum saling tahu satu sama lain, fisikmu aku gak tahu, begitu pula kamu, tapi
rasa cinta itu gak boleh kita pungkiri. Dan baiknya kita jalani saja dulu, aku
jujur aku juga sering mikirin kamu masih bingung itu cinta atau apa, dan
sekarang aku berusaha meyakinkan diriku kalau yang aku rasakan memang cinta”
jelasku
“iya, aku yakin
kamu pasti perempuan yang tepat untuk ku pilih”tegasnya
Hari itu resmi
hari jadian kami, percakapan pun berlangsung hingga mata ku tertutup aku kurang
ingat apa saja pembicaraan kita, sungguh panjang dan melelahkan. Mimpiku pasti
indah malam itu.
Esoknya, tok….tok…tok..
suara ketukan pintu tampaknya, kubuka dan shock beberapa laki-laki bertubuh
tinggi ideal dengan rambut jabrik, adapula yang berjenggot dan berkumis berdiri
tepat dihadapanku berjumlah 5 orang, “oh tuhan apa yang terjadi” pikirku
“boleh masuk?”
pinta salah satu dari mereka
“enak aja,kalian
siapa sih?” jawabku dengan tegas
“huk.huk.huk”terdengar
suara batuk yang tidak asing lagi ditelingaku, kutengok diantara 5 orang lelaki
itu dan ….“hei kenal aku ?” sambungnya
“kamuuu “jawabku
keheranan
Aku tahu itu
pasti dia, aku kenal sekali bagaimana suaranya, tidak salah lagi itu dia, dia
berkunjung kerumahku untuk menemuiku, senang sekali rasanya, untungnya hari itu
tidak ada orang dirumah, maka aku aman mempersilahkan mereka bertamu.
Hari berlalu, bulan
pun berlalu hingga tiba saatnya aku kenaikan kelas dan memilih jurusan, dan
tahun pertama sudah kami jalani sebagai sepasang kekasih, pilihanku jatuh pada kelas IPS ,semua orang
menentangku karena menurut mereka IPS hanya tempat anak-anak badung dan pemalas
tidak pantas untukku kata mereka, tapi aku tetap pada pendirian menurutku IPS
itu tidak terlalu buruk malah menyenangkan kelihatannya, orang tua dan semua
orang disekelilingku kecewa dengan keputusanku tapi hanya dia yang selalu
memberikan dukungannya padaku.
Sebenarnya kisah
percintaan kami tidak selalu mulus, lain sekali dengan para remaja lainnya,
tidak mulus bukan karena egois dan beda pendapat, melainkan pada kondisi ku
sebagai anak rumahan, dalam sebulan aku bisa bertemu dia 3 kali atau bahkan
tidak pernah. Ditahun pertama jadian kami pun kami tidak merayakannya, hanya
ucapan selamat satu sama lain melalui via telepon.
Suatu hari
kulihat dia bersama teman-temannya di tempat perbelanjaan umum dikotaku,
kelihatan asyik sekali mereka berbincang, aku jadi sungkan menegurnya, lagipula
aku dengan mamaku, yah kami backstreet itu kata anak muda zaman sekarang, hanya
bisa memandangnya dari kejauhan, tampaknya dia tidak melihatku, dan aku
langsung teringat hari ini tanggal 13 mei gawat 4 hari lagi hari ulang
tahunnya, kepalaku seperti dipukul dari belakang bingung apa yang harus aku
perbuat.
Malam harinya
kami menelpon, dan memulai pembicaraan, beginilah gaya pacaran kami. Malam
minggu pun kami hanya dirumah dan menelpon tidak keluyuran tidak seperti remaja
yang lain. Aku jadi kagum lelaki ini beda dia tidak menuntut apa-apa dari ku
selalu bilang sayang dan tidak pernah bosan mengatakan hal itu.
Waktu terus
berjalan dan tiba saatnya hari yang aku tunggu, hari ulang tahunnya, pikirku
memberikannya hadiah sudah cukup, akan tetapi karena banyaknya masukan serta
saran dari teman-teman ku dan sahabat--sahabatnya maka aku akan memberikan
sedikit kejutan dan sebuah kue istimewa untuknya. Jalinan cinta kami banyak hal
yang indahnya, jarang kami bertengkar karena hal sepele, jika dia kangen aku, ia
datang kedepan rumahku tidak untuk bertamu tapi hanya untuk melihat kondisiku
dari kejauhan saja, lalu dia menelpon ku agar keteras atas rumah. Hihihi lucu
juga jika mengingat kembali kejadian itu.
Kami sempat
putus, bukan karena pihak ketiga atau ketidakcocokan akan tetapi keinginanku
untuknya agar merasakan hal yang baru, kami pun sepakat untuk putus sementara
waktu, ini ide ku, awalnya aku agak ragu dengan ini, dia pun demikian, tapi
karena paksaan ku dia akhirnya mau, tujuanku sebenarnya agar ia bisa bebas
bersenang senang seperti pasangan remaja yang lainnya, lebih sering ketemuan,
pergi bermalam mingguan, dan lain sebagainya, tidak dengan ku yang bisanya cuma
lewat telepon dan main umpet-umpetan. Aku hanya ingin dia bahagia.
Aku tidak
menyesal dengan keputusanku, aku ingin hubunganku dengannya akan selalu
baik-baik saja, tapi disisi lain aku ingin sekali dia merasakan hal yang sama
seperti gaya pacaran anak muda sekarang, meski itu tidak denganku, meski ia
harus bersama wanita lain, aku akan baik, akan ku usahakan untuk menjadi baik
dihadapannya.
Selama aku
menjadi pacarnya, dia cuek sekali dengan perempuan lain, ketika keputusanku
telah ia sepakati maka dengan hati lapang akan kuterima setiap kabar buruk dari
sahabat-sahabatnya, dia mengikuti intruksi yang aku berikan dengan baik, mulai
dengan mengangkat telepon perempuan iseng, smsan hingga ketemuan, semuanya ku
ketahui dari sahabat-sahabatnya, sakit sekali ketika mereka mengatakan itu
padaku, aku berusaha untuk sabar yang
kulakukan baik untuknya untuk membuatnya merasa senang.
Beberapa hari
telah berlalu sekarang aku tidak mengerti apa yang sedang ia pikirkan,
melupakan aku kah? , dan sudah tidak ada lagi kabar tentang nya yang aku
dapatkan dari sahabat-sahabatnya, hilang begitu saja, khawatir selalu
menghantui hatiku, pikiranku pun mulai bergejolak didalam kepala seperti sedang
kebakaran rasanya, aku tidak tahu mencarinya kemana lagi, kutelepon sahabatnya
dan satu pun tidak ada yang mengangkat, sungguh panas rasanya kepala ini, aku
sangat merindukannya aku sangat mengkhawatirkan dirinya, bagaimana jika ia
telah melupakanku? Bagaimana jika ia berpaling dengan wanita lain? Bagaimana
dan bagaimana… 1000 pertanyaan muncul dikepalaku, pusing sekali memikirkannya. Akhirnya salah satu sahabatnya
yang mungkin kasihan melihat risau ku menelpon ku dan berkata “mengapa tidak
kamu telepon saja dia? Dia sekarang membutuhkanmu !”, tanpa pikir panjang aku
langsung menelpon dan bertanya tentang kabarnya.
“bagaimana
kabarmu? Baik-baik saja bukan? Aku sangat mengkhawatirkanmu beberapa hari ini,
kamu kemana saja? Kenapa tidak pernah menghubungi ku lagi? Sudah melupakan
aku?” tanyaku banyak kepadanya
“bodoh ! ini kan
yang kamu ingin? Kamu ingin aku tidak peduli padamu dan lebih peduli pada
perempuan iseng dikontakku, sebenarnya aku kecewa akan tetapi aku tidak ingin
mengecewakanmu maka ku turuti semua inginmu, sekarang kamu tahu kan akibatnya,
aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu, kamus sendiri kenapa tidak menghibur
diri dengan lelaki iseng dikontakmu? Menghargai perasaanku? Atau ada maksud
lain dari semua ini? Jujur! “ jawabnya dengan tanya pula. Baru kali ini aku
mendengar nada suaranya lebih tinggi dari biasanya.
“ak..aku ingin
kamu merasakan gaya pacaran anak sekarang meski tidak denganku, aku ingin kamu
senang, aku ingin kamu bahagia” jawabku dengan gugup, takut jika ia membalasnya
dengan suara yang lebih tinggi dari sebelumnya.
“sayang, kamu
harusnya tahu, aku menerima kamu apa adanya kamu, aku terima kondisi kamu, kalau
memang sudah begitu jalannya yah mau di apa lagi, toh aku baik-baik saja jalan
sama kamu.” Sekarang ia menjawab dengan nada yang normal
Setelah kejadian
itu , hubungan kami semakin kuat, sekarang tahun ketiga hubungan kami aku duduk
dikelas 3 SMA dan segera menghadapi ujian nasional, waktu selang dari kegiatan
les dan kursus ku aku gunakan untuk bertemu dengannya, senang sekali rasanya
bisa lebih sering melihat wajahnya dari dekat, tidak perlu keteras atas rumah
lagi untuk melihat wajahnya dari kejauhan.
Tiba saat umurku
mulai beranjak 17 tahun, dia telah mempersiapkan semuanya dari jauh hari,
sedikit pun aku tidak mengetahui apa yang ia rencanakan, tepatnya pada
pergantian hari menuju hari special ku ia orang pertama yang memberikan aku
ucapan dan doa, terima kasih tuhan telah mempertemukan aku dengan dia, matahari
mulai menampakkan sinarnya disaat itulah aku terbangun dan melihat handphoneku
yang sedang berdering, kulihat namanya muncul pada panggilan itu, kuangkat dan
kutanya apa tujuannya menelponku pagi-pagi begini, hari ini kan hari libur,
“Coba deh
keteras atas dulu”pintanya dengan suara memelas. Aku jadi bingung sekaligus
penasaran apa lagi tujuannya, sesampainya aku menengok kesegalah arah dan tidak
ku temukan dia, hanya coretan bertuliskan “HBD HON 17th UR ALWAYS MY
MINE” pada aspal depan rumahku. Ketika ku palingkan wajahku kearah yang lain ku
lihat banyak sekali balon warna warni disana nampaknya ada kertas dan
bertuliskan sama dengan yang ku baca tadi, terkejut dan bahagia jadi satu,
seperti ingin terbang rasanya, ku lihat handphoneku dan ternyata dia belum
mematikan, spontan aku bilang love you dan terima kasih atas semuanya, kejadian
itu tidak akan kulupakan bahkan akan kucerikan kepada anak cucuku kelak.
Satu minggu
telah berlalu begitu saja, dan ujian telah didepan mata, ku terima pesan
darinya ‘tetap semangat sayang, aku disini selalu mendoakan yang terbaik
untukmu, jangan lupa berdoa sebelum mengerjakan, ingat shalat dan jaga kesehatanmu,
jangan terlalu berpikir keras yah,eh kamu harus janji harus focus pada ujianmu
kalau tidak aku akan marah besar padamu, love you.’ Pesan ini adalah kabar
terakhir yang ia berikan padaku, dia menghilang lagi dan sekarang berbeda dia
betul betul sudah menghilang, ku tanya pada sahabat-sahabatnya mereka tidak
tahu, pergi ketempat yang sering ia kunjungi pun ia tidak ada, tidak ada orang
yang tahu kemana perginya sekalipun
orang tuanya, adiknya, kakaknya dan keluarganya yang lain mereka tidak tahu
kemana ia pergi, aku berusaha untuk menghubunginya kembali barangkali nomornya
sudah aktif alhasil semua percuma tetap saja tidak aktif. Hanya sepucuk surat
dari sahabatnya aku terima ‘aku pergi untuk sementara, maaf mendadak, aku akan
kembali dengan cinta dan rindu yang lebih besar untuk mu’.
Aku jadi terpuruk
tidak tahu apa yang harus aku lakukan, besok hari pertama ujian ku, aku butuh
dia disampingku, tapi sekarang berbeda ia telah pergi entah kemana meninggalkan
kami semua, aku telah berjanji akan focus pada ujian ku, aku janji akan
menuruti semua yang ia tuliskan untukku, termasuk AKAN KEMBALI DENGAN CINTA DAN
RINDU YANG LEBIH BESAR UNTUKku, ku tanamkan kalimat itu dalam diriku sebagai
motivasi agar aku tidak terpuruk lagi, berharap ia akan kembali, aku menunggu
mujizat dari-Mu tuhan, pertemukan kami dengan rasa cinta yang tetap melekat
kuat dihati kami.